Dapat Penghargaan dari Ridwan Kamil, Inilah Sosok Suniah yang Bangun Yayasan Sedekah Rombongan Bagi Warga yang
SELAIN Nolis, pejuang wanita asal Jabar yang juga mendapat penghargaan di Hari Kartini Tahun 2022, yaitu Suniah (42), warga RT 02/05 Kedungkrisik Utara, Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Suniah mendapat penghargaan untuk bidang kesehatan. Kader kesehatan yang juga relawan bidang sosial ini, terjun ke masyarakat untuk membantu orang sakit yang dhuafa atau yang memiki keterbatasan ekonomi untuk berobat ke kota besar (Bandung/Jakarta). "Kami fasilitasi dengan mobil gratis dan rumah singgah gratis, juga makan, insyaallah ada," ucapnya. Menurut Suniah, yang saat ini bergabung dengan Yayasan Sedekah Rombongan, sejak tahun 2016 lalu itu, awal mula dirinya terjun membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan, ketika dirinya merasa iba dengan tetangganya yang sakit tetapi sulit untuk mendapat pengobatan. "Awalnya di belakang rumah, itu ada tetangga (jompo) yang sakit, dia tidak punya anak dan sakit bagian kanker tulang hidung," kata Suniah. "Saya terpanggil dengan jeritan tangis dia yang tiap malam menangis terus. Dalam batin hati saya 'Ya Allah gimana saya harus berbuat apa, dengan orang ini. Ya Allah bagaimana caranya saya bisa bantu," cetusnya. Suniah mengaku, dirinya terus berusaha mencoba mencari dan mendatangi yayasan-yayasan atau lembaga yang bisa membantu tetangganya, hingga akhirnya bertemu dengan Yayasan Sedekah Rombongan. "Alhamdulillah ketemu Sedekah Rombongan. Niat saya ingin bantu orang, dan alhamdulilah untuk warga terdekat bisa bantu," ujarnya. Selain warga sekitar, saat ini masyarakat yang terbantu dengan perjuangan Suniah hingga wilayah 3 Cirebon, yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu. "Di Sedekah Rombongan tanpa ada gaji, bantu orang dengan ikhlas. Alhamdulillah dengan keikhlasan ini saya diberangkatkan umroh," ujarnya. Suniah menuturkan, sudah banyak pasien kurang mampu yang terbantu untuk mendapat pelayanan kesehatan. Penyakit yang dialami pasien pun beragam, namun yang terbanyak adalah kanker, paru-paru hingga jantung. "Lebih sari 100 pasien sudah kita bantu. Sebelumnya kita survei dulu, perlu tidaknya pasien dibantu pendampingan. Kalau di RS ada BPJS," kata Suniah. "Pendampingan tidak hanya saat dibawa ke RS saja, tapi sampai tahunan, ada yang 5-6 tahun, sampai ada yang hingga meninggal," jelasnya. Suniah menjelaskan bahwa biaya yang digunakan untuk membantu para pasien berasal dari para donatur. Sebelumnya yang sakit mereka sebarkan profilenya, dari situ banyak masyarakat yang siap membantunya. "Seminggu saya bisa memberangkatkan tiga kali, dalam mobil 2-3 pasien ke Bandung. Termasuk pasien anak, kita juga bantu untuk susu dan popoknya," jelas ibu tiga anak ini. Suniah berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya dalam pengadaan kendaraan (mobil) untuk antar-jemput pasien yang lokasinya cukup jauh. "Biaya bantuan pemerintah belum ada. Harapannya bantuan kendaraan karena kendaraan masih menjadi kendala untuk menjangkau pasien, kadang tunggu suami pakai kendaraan (motor) untuk jemput pasien," pungkas Suniah. (amn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: